Review: Alinco DR-135
Ini adalah perangkat komunikasi radio yang saya miliki pertama ketika masuk Orari. Alasan membeli perangkat ini adalah karena waktu itu harganya paling murah (saya beli hanya 1 juta pas sekitar tahun 2005). Fitur-fiturnya standard. Akan tetapi saya punya masalah dengan mikroponnya. Sudah saya tukar dengan yang baru di toko, tapi tetap saja bermasalah. Masalahnya adalah lawan bicara saya menilai kualitas suara saya sebagai “tenge” alias terlalu treble.
Akhirnya saya bongkar mikroponnya. Aneh sekali ternyata lubang yang kecil di permukaan mic itu tidak pas mengarah ke komponen mikropon di dalamnya. Saya ambil langkah ekstrem, yaitu membor permukaan mic sehingga kalau kita bicara, suara kita bisa langsung masuk ke micropon di dalamnya. Dengan cara begitu, ternyata bisa memperbaiki transmit audionya. Respon bassnya jadi lebih terdengar, meski jelas mikroponnya jadi tidak indah lagi, he, he.
Wide band receive yang ada di perangkat ini boleh dibilang percuma aja. Memang bisa receive mulai 118, tapi scanning dari situ sampe 136 tidak menghasilkan apa-apa dengan beberapa antena yang saya coba.
Lainnya, pengalaman seorang teman menyebutkan, kalau kita transmit tapi kita tidak ngomong, kadang di audionya akan terdengar suara gemerutuk. Anehnya itu bisa diatasi dengan melepas lapisan karet hitam yang ada pada casingnya.
Sebagai perangkat yang tetap termurah di kelasnya saat ini, Alinco DR-135 masih tetap pilihan terbaik yang mur mer. Ini terutama disarankan buat kepentingan mobile. Soalnya sekarang ini di toko-toko, hanya perangkat inilah yang punya sambungan mike dengan ulir. Yang lainnya pada pake sambungan tipe RJ yang menyebalkan itu!
Di toko-toko ada sempat beredar 3 versi yang saya tahu. Yang pertama adalah yang berwarna silver, lalu berwarna hitam, dan terakhir adalah dengan akhiran mkII (Alinco DR-135 mkII). Yang terakhir ini lebih baik. Di beberapa tempat di Internet dibilang bahwa yang mkII ini dilengkapi voice scrambler. Pada kenyataannya enggak ada sama sekali. Atau mungkin itu adalah unit add-on. Oh ya, di Internet ini beredar manual, service manual, dan dealer manual untuk perangkat ini.
Perangkat saya ini sudah saya jual dan saya belikan yang lain.
(Update) Terakhir, Saya lihat di Cikapundung sekarang sudah ada DR-135mkIII. Tujuan pembuatannya nampaknya lebih untuk memenuhi standard bahan yang diterapkan oleh Masyarakat Ekonomi Eropa yang sensitif pada bahan-bahan dari logam, ketimbang peningkatan fitur atau kualitas lainnya. Mengenai kualitasnya, saya sudah coba, dan 100 % sama dengan yang sebelumnya.
November 8th, 2010 at 21:07
Boleh tanya gak, saya tertarik untuk kembali memiliki pesawat 2 meteran terutama jenis rig setelah dulu sekitar taun 85-91 an saya memiliki HT Icom ic-2N dan IC-2GAT. Saya ingin membeli pesawat 2 meteran jenis rig baik itu yaesu FT-2900R, Icom IC-2200H. diantara 2 pilihan tersebut dari segi kualitas dn harga kira2 mana yg baik ya? dan Kalo dibandung di Toko apa untuk membeli pesawat yang baru untuk ke 2 jenis pilihan tersebut. Kalo tidak salah di Cikapundung hanya yang bekas saja. Mohon Informasinya. dan antena yang bagus untuk ke 2 pesawat rig tersebut apa yang bagus ? Sudah lama saya tidak mengudara. Apakah dengan menjadi anggota RAPI kebutuhan untuk berkomunikasi di udara sudah cukup, karena saya tidak mau mengikuti ujian seperti halnya yang harus dilakukan untuk menjadi anggota orari?
November 19th, 2010 at 07:59
cik4l: saya pribadi lebih memilih Yaesu FT-2900R …. Yaesu pada umumnya balanced dalam hal kualitas audio. Icom kadang suka tajam / cempreng, meski itu bisa diatasi. Tapi saya dengar dari pemakai 2200H ok ok saja. Di Bandung, anda bisa cari ke Cikapundung, … Anda masuk dari jembatan sungai cikapundung itu … lalu nanti langsung belok kanan sampe mentok, sebelum ujung, di sebelah kiri ada toko … Nah itu tokonya. Saya lupa namanya. Tapi toko lain juga ada yang jual di situ. SIlahkan jalan-jalan. Di Cikapundung tidak hanya jual yang bekas. Jangan salah.
Soal RAPI atau Orari, itu tergantung kebutuhan anda. Tujuan anda punya radio apa ? Yang jelas alokasi frekuensi RAPI dan Orari berbeda. Dengan punya radio komunikasi, tidak berarti anda diizinkan untuk memancar di frekuensi manapun.
September 10th, 2012 at 10:45
suara gemlutuk ——– dengan melepas lapisan karet pada cashing ——— itu yg bagian mana yah ?
August 25th, 2013 at 08:38
mohon pencerahannya mengenai setting tx rx alinco dr135
September 25th, 2013 at 00:23
kurniawan: kenapa perlu setting tc rx segala ? Radio ini out of the box sudah langsung jalan. Nyalakan radio, hubungkan antena, setting frekuensi di berapa dan langsung bisa berfungsi seperti seharusnya.
December 7th, 2013 at 13:29
Om ada suara gemelutuk, terus lepas karet pada cashing dibagian mana nya? kemudian gimana cara save chanel yang program om?
December 17th, 2013 at 07:31
Pak Saya punya Alinco DR-135 MK II, Saya pakai frekwensi repeater BPBD jatim karena radio saya digunakan untuk pemantauan daerah potensi bencana di input 162.765 Mhz, output di 167.895 MHz, Duplex + 5130 dan Tone squel 162. Kenapa setelah diset seperti ini untuk Transmit bisa mengeluarkan suara tetapi untuk Repeat singnyal full tapi suara tidak terdengar. Mohon sebelumnya
October 19th, 2015 at 08:59
Saat ini dimobil saya pakai rig alinco persis seperti gambar diatas, masalahnya sekarang terkunci, bagaimanakah cara membuka kuncinya??? terimakasih.
October 23rd, 2015 at 16:21
yogie: Kan bisa baca di manualnya. Maaf sekarang saya sudah tidak pakai rig itu lagi. Manualnya ada di sini: http://alinco.com/pdffiles/Instruction/Mobile/dr135_435mk3_fxe_insweb.pdf